SAMBAS AKAR BUDAYA YANG BESAR
Wabup : Jadikan Budaya Pemersatu dan Ubah Prilaku Sosial
Sambas yang artinya tiga suku bangsa, Melayu, Dayak, dan Tinghoa merupakan daerah yang kaya akan seni dan budaya. Hanya saja masih belum tergali optimal. Karena daerah ini memiliki kompleksitas seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang menjadikan ciri khas tersendiri. Seperti adat istiadat perkawinan, kelahiran seorang bayi dalam sebuah keluarga, bahkan dalam tradisi menjamu tamu, Bumi terigas ini memiliki kekhasan tersendiri.
Wakil Bupati Sambas, dr Hj Juliarti Dj Alwi pada saat menutup Festival Budaya Kab Sambas Tahun 2008 mengingatkan peran seni budaya tidak dapat dilepaskan guna mendukung kemajuan daerah ini. Karena budaya telah memiliki makna sebagai pantulan cermin martabat suatu bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus dan terus dilestarikan.dan diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai aset bagi jati diri mereka. “Budaya memang memiliki potensi guna memperat persatuan, keberagaman budaya bukan sebagai alasan kita terpecah belah, melainkan kita harus bangga dengan keberagaman budaya yang dimiliki,” ujar dia. Budaya jelas Wabup periode 2006-2011 ini adalah wahana pemersatu tidak memandang etnis, status ekonomi dan lainnya. Sambas sebagai akar budaya yang besar kata dia memiliki budaya belalek atau budaya yang mengedepankan semangat gotong royong yang tinggi. Dan itu sudah lama ada di Bumi Serambi Mekkah ini. Dengan alasan tersebut terang master kesehatan masyarakat ini jiwa dan semangat kegotong royongan seharusnya dapat ditingkatkan lagi.
Lebih-lebih lagi menurut juliarti, budaya sendiri potensi menfilter budaya luar negeri yang tidak sesuai dengan adat istiadat setempat. Terutama kaitannya dengan prilaku sosial dimasyarakat. “Budaya kita, Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Sambas salah satunya mengajarkan cara berprilaku sosial yang baik, contohnya saja cara berpakaian. Seharusnya sebagai masyarakat Kabupaten Sambas, misalnya suku melayu, harusnya menyesuaikan dengan adat budaya melayu,” ingat dia. Ungkap Juliarti harus ada kebanggaan terhadap budaya sendiri. Bukan maksudnya kedaerahan, tetapi hal itu sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya yang ada.
(sumber : http://www.humas-sambas.blogspot.com)
Wakil Bupati Sambas, dr Hj Juliarti Dj Alwi pada saat menutup Festival Budaya Kab Sambas Tahun 2008 mengingatkan peran seni budaya tidak dapat dilepaskan guna mendukung kemajuan daerah ini. Karena budaya telah memiliki makna sebagai pantulan cermin martabat suatu bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus dan terus dilestarikan.dan diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai aset bagi jati diri mereka. “Budaya memang memiliki potensi guna memperat persatuan, keberagaman budaya bukan sebagai alasan kita terpecah belah, melainkan kita harus bangga dengan keberagaman budaya yang dimiliki,” ujar dia. Budaya jelas Wabup periode 2006-2011 ini adalah wahana pemersatu tidak memandang etnis, status ekonomi dan lainnya. Sambas sebagai akar budaya yang besar kata dia memiliki budaya belalek atau budaya yang mengedepankan semangat gotong royong yang tinggi. Dan itu sudah lama ada di Bumi Serambi Mekkah ini. Dengan alasan tersebut terang master kesehatan masyarakat ini jiwa dan semangat kegotong royongan seharusnya dapat ditingkatkan lagi.
Lebih-lebih lagi menurut juliarti, budaya sendiri potensi menfilter budaya luar negeri yang tidak sesuai dengan adat istiadat setempat. Terutama kaitannya dengan prilaku sosial dimasyarakat. “Budaya kita, Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Sambas salah satunya mengajarkan cara berprilaku sosial yang baik, contohnya saja cara berpakaian. Seharusnya sebagai masyarakat Kabupaten Sambas, misalnya suku melayu, harusnya menyesuaikan dengan adat budaya melayu,” ingat dia. Ungkap Juliarti harus ada kebanggaan terhadap budaya sendiri. Bukan maksudnya kedaerahan, tetapi hal itu sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya yang ada.
(sumber : http://www.humas-sambas.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar